Semua perusahaan atau tempat kerja membutuhkan pekerja yang memiliki keahlian atau keterampilan (skills). Keahlian ini meliputi soft skill dan hard skill. Berikut ini Pengertian Soft Skill dan Hard Skill dan perbedaannya.
Contoh hard skills adalah antara lain pemrograman komputer, desain web, menulis, akunting, keuangan, matematika, hukum, kemahiran berbahasa asing, mengetik cepat, merakit, mengemas, dan sebagainya.
Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya.
Alison Doyle, seorang pakar di bidang karier dan pencarian kerja, mengatakan, hard skill adalah kemampuan yang bisa dipelajari, dievaluasi, dan diukur. Doyle menyebutkan, hard skill adalah aspek yang dilihat pertama kali oleh perekrut pekerja dalam proses wawancara (interview) untuk membandingkan antara satu pelamar dan pelamar lain.
Doyle menggarisbawahi, hard skill adalah senjata utama seorang kandidat untuk menjajaki dunia kerja. Bahkan, untuk mencari yang kandidat dengan hard skill paling mumpuni, korporasi atau perusahaan berani menggelar ujian masuk yang sangat ketat.
Hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Biasanya, perusahaan mencantumkan persyaratan hard skill pada iklan lowongan kerja.
Hard skill sebagai keahlian utama bisa didapatkan melalui pendidikan formal dan berbagai program pelatihan, termasuk pelatihan dari kantor.
Hard skill bisa dipelahari, dievaluasi, dan diukur. Pada saat proses perekrutan dan wawancara kerja, perusahaan akan membandingkan hard skill satu kendidat dengan calon pegawai lainnya.
Istilah hard skills merujuk kepada pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan suatu proses, alat, atau teknik.
Hard skill lebih beriorentasi untuk mengembangkan intelligence quotient (IQ). Jadi dapat disimpulkan bahwa hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.
Laman The Balance Career menyebutkan, hard skill bisa kita peroleh dari edukasi formal, seperti perkuliahan, serta deretan program lain seperti pelatihan, magang, kelas singkat, kelas online, program sertifikasi, dan juga training di perusahaan.
Hard skill adalah sesuatu yang bisa diraih dan dipelajari. Soft skill merupakan atribut “bawaan” kita sebagai individu.
Hal paling mendasar yang membedakan antara hard skill dan soft skill adalah hard skill mudah dibuktikan dalam waktu singkat, sementara soft skill membutuhkan waktu atau proses lama.
Hard skill dan soft skill sama-sama penting. Jika menguasai keduanya, maka Anda bisa bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik.
Menurut riset LinkedIn, 57% pemimpin perusahaan —termasuk Sheryl Sandberg dari Facebook dan Eric Schmidt dari Google— percaya bahwa soft skill sekarang ini lebih penting dibandingkan hard skill.
Argumennya, perusahaan cenderung memilih karyawan yang mungkin secara kemampuan hard skill biasa saja, tapi punya soft skill seperti mau belajar, bekerja keras, mudah bekerjasama, dan passionate di bidangnya, dibandingkan mereka yang secara akademis punya IPK sempurna, tapi sulit diajak bekerjasama dalam tim dan tak punya kemampuan komunikasi yang bagus.
Hard skill bisa dipelajari di sekolah, bangku kuliah, atau pelatihan, namun soft skill adalah pengalaman dan kepribadian seseorang.
Menurut Lindsey Pollak, pakar karier multigenerasi dan penulis buku Becoming The Boss, soft skill adalah aspek yang paling penting untuk dimiliki ketika menjajaki dunia kerja.
Soft skill adalah kemampuan non-teknis yang secara alami ada pada diri seseorang, termasuk kemampuan dalam komunikasi, kepemimpinan, dan sosialisasi.
Atribut soft skills meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Soft skill ini tidak bisa didapat dengan cara dihafal atau dipelajari dalam jangka waktu yang singkat.
Soft skill menyangkut hal yang tidak bisa dipelajari di bangku sekolah, kuliah, atau pelatihan. Karenanya, soft skill disebut elemen non-academic skills.
Berdasarkan hasil penelitian, ada tujuh jenis soft skills yang harus dimiliki pencari kerja atau seseorang dalam mengembangkan kariernya:
Dalam kaitannya dengan dunia kerja di tempat bekerja, contoh soft skill antara lain sebagai berikut:
Kuncinya adalah bagaimana bisa meletakkan diri di berbagai situasi, di mana kita tahu kapan harus berbicara lebih sopan atau lebih santai, bisa membaca situasi yang tepat untuk beropini, dan kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik.
Berbagai contoh soft skill dengan dasar komunikasi meliputi kemampuan bernegosiasi, kemampuan persuasi, kelancaran presentasi, berbicara di depan umum (public speaking), membaca body language (bahasa tubuh) lawan bicara, dan kemampuan menggunakan komunikasi non-verbal (seperti intonasi nada, gestur tangan, ekspresi wajah, dsb.).
Contoh soft skill dalam kemampuan berpikir kritis antara lain kreativitas, fleksibilitas, tingginya rasa ingin tahu, kemauan belajar hal baru, dan kemampuan memecahkan masalah.
Soft skill yang termasuk dalam aspek perilaku baik antara lain kepercayaan diri, kooperatif dalam tim, antusiasme tinggi, kejujuran, kesabaran, selera humor yang baik, dan sembagian waktu yang imbang antara kerja dan kehidupan luar kantor.
Argumennya, perusahaan cenderung memilih karyawan yang mungkin secara kemampuan hard skill biasa saja, tapi punya soft skill seperti mau belajar, bekerja keras, mudah bekerjasama, dan passionate di bidangnya, dibandingkan mereka yang secara akademis punya IPK sempurna, tapi sulit diajak bekerjasama dalam tim dan tak punya kemampuan komunikasi yang bagus.
Hard skill bisa dipelajari di sekolah, bangku kuliah, atau pelatihan, namun soft skill adalah pengalaman dan kepribadian seseorang.
Pengertian Soft Skill
Soft skill itu mirip dengan bakat, hanya saja dalam bentuk yang berbeda. Soft skill, seperti layakya bakat, akan menunjukkan keterampilan yang dimiliki setiap orang dan harus dikembangkan untuk menemukan jati diri mereka.Menurut Lindsey Pollak, pakar karier multigenerasi dan penulis buku Becoming The Boss, soft skill adalah aspek yang paling penting untuk dimiliki ketika menjajaki dunia kerja.
Soft skill adalah kemampuan non-teknis yang secara alami ada pada diri seseorang, termasuk kemampuan dalam komunikasi, kepemimpinan, dan sosialisasi.
Atribut soft skills meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Soft skill ini tidak bisa didapat dengan cara dihafal atau dipelajari dalam jangka waktu yang singkat.
Soft skill menyangkut hal yang tidak bisa dipelajari di bangku sekolah, kuliah, atau pelatihan. Karenanya, soft skill disebut elemen non-academic skills.
Berdasarkan hasil penelitian, ada tujuh jenis soft skills yang harus dimiliki pencari kerja atau seseorang dalam mengembangkan kariernya:
- Keterampilan berkomunikasi (communicative skills)
- Keterampilan berpikir dan menyelesaikan masalah (thinking skills and problem solving skills)
- Kekuatan kerja tim (team work force)
- Belajar sepanjang hayat dan pengelolaan informasi (life-long learning and information management)
- Keterampilan wirausaha (entrepreneur skill)
- Etika, moral, dan profesionalisme (ethics, moral and professionalism)
- Keterampilan kepemimpinan (leadership skills).
Dalam kaitannya dengan dunia kerja di tempat bekerja, contoh soft skill antara lain sebagai berikut:
- Kemampuan beradaptasi dengan orang lain
- Kemampuan dalam bernegosiasi
- Kemampuan dalam kepemimpinan
- Kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah.
Kuncinya adalah bagaimana bisa meletakkan diri di berbagai situasi, di mana kita tahu kapan harus berbicara lebih sopan atau lebih santai, bisa membaca situasi yang tepat untuk beropini, dan kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik.
Berbagai contoh soft skill dengan dasar komunikasi meliputi kemampuan bernegosiasi, kemampuan persuasi, kelancaran presentasi, berbicara di depan umum (public speaking), membaca body language (bahasa tubuh) lawan bicara, dan kemampuan menggunakan komunikasi non-verbal (seperti intonasi nada, gestur tangan, ekspresi wajah, dsb.).
Contoh soft skill dalam kemampuan berpikir kritis antara lain kreativitas, fleksibilitas, tingginya rasa ingin tahu, kemauan belajar hal baru, dan kemampuan memecahkan masalah.
Soft skill yang termasuk dalam aspek perilaku baik antara lain kepercayaan diri, kooperatif dalam tim, antusiasme tinggi, kejujuran, kesabaran, selera humor yang baik, dan sembagian waktu yang imbang antara kerja dan kehidupan luar kantor.
Pengertian Hard Skill
Hard skills adalah jenis keterampilan yang sifatnya bisa langsung terlihat dan dipraktikkan.Hard skill disebut juga keterampilan teknis (technical skill).
Contoh hard skills adalah antara lain pemrograman komputer, desain web, menulis, akunting, keuangan, matematika, hukum, kemahiran berbahasa asing, mengetik cepat, merakit, mengemas, dan sebagainya.
Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya.
Alison Doyle, seorang pakar di bidang karier dan pencarian kerja, mengatakan, hard skill adalah kemampuan yang bisa dipelajari, dievaluasi, dan diukur. Doyle menyebutkan, hard skill adalah aspek yang dilihat pertama kali oleh perekrut pekerja dalam proses wawancara (interview) untuk membandingkan antara satu pelamar dan pelamar lain.
Doyle menggarisbawahi, hard skill adalah senjata utama seorang kandidat untuk menjajaki dunia kerja. Bahkan, untuk mencari yang kandidat dengan hard skill paling mumpuni, korporasi atau perusahaan berani menggelar ujian masuk yang sangat ketat.
Hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Biasanya, perusahaan mencantumkan persyaratan hard skill pada iklan lowongan kerja.
Hard skill sebagai keahlian utama bisa didapatkan melalui pendidikan formal dan berbagai program pelatihan, termasuk pelatihan dari kantor.
Hard skill bisa dipelahari, dievaluasi, dan diukur. Pada saat proses perekrutan dan wawancara kerja, perusahaan akan membandingkan hard skill satu kendidat dengan calon pegawai lainnya.
Istilah hard skills merujuk kepada pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan suatu proses, alat, atau teknik.
Hard skill lebih beriorentasi untuk mengembangkan intelligence quotient (IQ). Jadi dapat disimpulkan bahwa hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.
Laman The Balance Career menyebutkan, hard skill bisa kita peroleh dari edukasi formal, seperti perkuliahan, serta deretan program lain seperti pelatihan, magang, kelas singkat, kelas online, program sertifikasi, dan juga training di perusahaan.
Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill
Ulasan tentang pengertian soft skill dan hard skill di atas cukup jelas membedakan antara keduanya.Hard skill adalah sesuatu yang bisa diraih dan dipelajari. Soft skill merupakan atribut “bawaan” kita sebagai individu.
Hal paling mendasar yang membedakan antara hard skill dan soft skill adalah hard skill mudah dibuktikan dalam waktu singkat, sementara soft skill membutuhkan waktu atau proses lama.
Hard skill dan soft skill sama-sama penting. Jika menguasai keduanya, maka Anda bisa bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik.
Kesimpulan
Soft Skill adalah keterampilan nonteknis berupa sikap, perilaku, atau attitude terkait mental. Hard Skill adalah keterampilan teknis atau keahlian.
Dalam dunia siaran radio, soft skill adalah sikap atau mentalitas kru radio dalam hal kerja sama tim, disiplin siaran dan rapat, sikap terhadap pimpinan, manajemen, klien/mitra, dan pendengar.
Hard skill kru radio adalah keahlian yang sesuai dengan bidang kerjanya atau tugasnya. Keterampilan teknis penyiar adalah teknik siaran.
Demikian Pengertian & Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill di Dunia Kerja. (Reaktor).*
Demikian Pengertian & Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill di Dunia Kerja. (Reaktor).*
Post a Comment